Tapanuli Tengan, walhisumut.org – Wahana Lingkungan Hidup Eksekutif Daerah Sumatera Utara (WALHI Sumut) melakukan kunjungan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada Rabu (7/2/24).
Kedatangan perwakilan Walhi Sumut tersebut bertujuan untuk meminta dukungan dari Pemkab Tapteng mendorong Ekosistem Batangtoru menjadi Kawasan Strategis Nasional dan mendukung penyelamatan Orangutan Tapanuli atau “Pongo Tapanuliensis” di kawasan konservasi Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dari ancaman kepunahan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tapteng, Erniwati Batubara memyambut baik niat dan tujuan Walhi Sumut dan rombongan di ruang kerjanya. Pada kesempatan itu juga, Erniwati menyampaikan Terima kasih kepada Walhi Sumut yang telah datang beraudiensi dengan DLH Tapteng.
“Tentu ini kami mendukung sepenuhnya gerakan Walhi terkait tujuan meningkatkan status daripada kawasan strategis provinsi Batang Toru menjadi kawasan strategis nasional jadi untuk mendukung dan mengikuti itu kami akan selalu siap mengikuti dan menghadiri bilamana ada pertemuan atau diskusi terkait ekosistem Batang Toru ini,” Ujar Erni
Menurut Erni, populasi Orangutan Tapanuli tersebut harus dilakukan bersama dengan melibatkan ketiga Pemerintah Daerah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan juga Tapanuli Utara. Namun menjaga ekosistem tersebut juga bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat.
Sementara itu, mewakili Walhi Sumut, Maulana menyatakan. Orangutan Tapanuli hanya tinggal berapa ekor lagi dan dikhawatirkan akan mengalami kepunahan, sehingga harus mengambil langkah penyelamatan terhadap beragam jenis binatang dan tumbuhan langka yang hidup di ekosistem Batang Toru.
Menurut Maulana, salah satu ancaman sekaligus tantangan kepunahan orangutan tersebut akibat aktivitas izin kontrak karya pertambangan Agincourt Resources serta lemahnya komunikasi dan koordinasi lintas sektor Ekosistem Batang Toru atau dikenal dengan bahasa lokal Harangan Tapanuli.
“Ekosistem Batang Toru ini adalah satu dari sedikitnya ekosistem di Indonesia yang masih memiliki hutan alami di Indonesia. Ekosistem Batang Toru juga memiliki nilai biodiversitas yang tinggi, ini menyimpan kekayaan flora dan fauna dan merupakan habitat asli bagi Orangutan Tapanuli, yang baru diidentifikasi sebagai spesies baru pada tahun 2017, menambah daftar orangutan di Indonesia selain orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan,” Katanya.
Menurutnya, Ekosistem Batang Toru juga memiliki peran penting terhadap peradaban masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan. Kekayaan sumber daya alam Batang Toru yang berlimpah telah menarik bentuk mode ekstraksi sumber daya alam dan pembangunan yang tidak berkelanjutan, namun dengan adanya pembangunan dan ekstraksi sumber daya alam yang terus-menerus di Batang Toru, telah menyebabkan orangutan Tapanuli terfragmentasi.
“Tidak menutup kemungkinan ancaman-ancaman yang lebih besar hadir apabila tidak ada usaha perlindungan yang konsisten. Upaya perlindungan terhadap ekosistem Batang Toru harus menjadi bentuk usaha bersama yang terintegritas antara semua stakeholder, termasuk lokal komunitas yang sudah lama berdampingan dengan alam untuk bebas berpartisipasi dalam tata kelola sumber daya alam.
“Saat ini WALHI terus mendorong menjaga dan melestarikan ekosistem Batang Toru menjadi Kawasan Strategis Nasional. Kawasan itu mencakup lahan seluas 168.658 hektare (ha) yang terbagi dalam tiga daerah, yakni Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara,” Ujarnya.
Pada kesempatan itu juga, Maulana menyerahkan dia buah buku karya tulisan tentang ekosistem Batangtoru dan beberapa dokumentasi flora dan fauna termasuk orangutan Tapanuli yang hidup di Kawasan Ekosistem Batangtoru.