Kawasan Ekosistem Batang Toru atau dalam bahasa lokal disebut Harangan Tapanuli terletak di Provinsi Sumatra Utara. Luasnya kawasan hutannya berkisar 249.000 hektar ditambah 91.000 hektar areal penggunaan lain, yang mencakup Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Kawasan ekosistem itu meliputi Cagar Alam (CA) Sibual-buali, CA Lubuk Raya, CA Dolok Sipirok, CA Dolok Saut dengan total luas 15.311 hektar (6 persen), hutan lindung seluas 128.384 hektar (52 persen), hutan produksi seluas 10.755 hektar (4 persen), hutan produksi terbatas seluas 2.533 hektar (1 persen), dan tubuh air (TAs) seluas 500 hektar (0,2 persen).
Terdapat lanskap di dalamnya, seperti hutan hujan dataran rendah, pegunungan, dan dataran tinggi, hutan kapur, hingga rawa gambut, yang secara keseluruhan tutupannya masih berupa hutan primer.
Dengan luas yang hampir empat kali lebih besar dari luas Daerah Khusus Jakarta, ekosistem Batang Toru menyimpan segudang keindahan yang jarang dilirik. Bentangan hutan rimba Batang Toru dihuni oleh ragam spesies flora dan fauna, beberapa di antaranya endemik.
Harmoni Keragaman Hayati
Onrizal Ph.D., akademisi kehutanan dari Universitas Sumatera Utara, mengatakan jika dalam luas ruang 1 hektar persegi terdapat 300 jenis spesies pohon. “Itu sangat jauh di atas jenis pohon yang dapat kita temukan di seluruh daratan Eropa,” ungkap Onrizal.
Selain itu, terdapat juga satwa kunci berupa mamalia besar yang kerap dijadikan indikator kelestarian suatu kawasan hutan. Ada tiga satwa kunci sekaligus yaitu tapir sumatra, harimau sumatra, dan orangutan tapanuli, di mana fenomena hidupnya tiga satwa kunci dalam satu kawasan merupakan fenomena yang amat langka.
Ragam jenis spesies flora dan fauna yang hidup di kawasan Batang Toru tak terlepas dari kayanya ekosistem ini. Berkah yang dianugerahi oleh Tuhan untuk Tapanuli.
Berbagai jenis hewan dan tumbuhan hidup saling melengkapi. Orangutan tapanuli misalnya, mereka hanya dapat hidup di pepohonan tinggi, yang tentu saja aktivitas hidup mereka turut membantu kembang biak pohon melalui distribusi biji tumbuhan sisa makan.
Orangutan tapanuli, kata Onrizal, hanya tersisa sekitar 800 individu saja. Angka yang sangat kritis, mengingat kehadiran mereka jadi indikator bagusnya suatu kawasan ekosistem hutan.
Berbagai jenis juga hidup, salah satu diantaranya adalah jenis-jenis anggrek. Anggrek memiliki memiliki bentuk bunga khas maupun unik yang beraneka ragam dan memiliki warna bunga atau daun yang indah. Hal tersebut membuat anggrek menjadi salah satu tumbuhan bunga populer dan mendapatkan banyak perhatian dibandingkan tumbuhan lainnya terutama setelah diakui mempunyai nilai ekonomi yang cukup baik
Data jenis anggrek yang terdapat di Sumatera adalah 1.200 jenis tumbuh di pulau Sumatera dan tecatat sedikitnya 538 jenis anggrek di wilayah Propinsi Sumatera Utara.
Sang Pemenuh Kebutuhan Hidup
Ekosistem Batang Toru juga memiliki peran penting terhadap peradaban masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan. Keberadaan hutan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat lokal dari hulu sampai hilir dan sungai-sungai kecil diantaranya. Manfaat paling dasar adalah sebagai penyanggah air bersih terhadap masyarakat lokal yang berada di empat kecamatan antara lain Batang Toru, Angkola Sangkunur, Muara Batang Toru, dan Mandailing Natal.
Dalam ekosistem Batang Toru terdapat juga sembilan daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi sumber air pertanian, perkebunan, dan rumah tangga warga di tiga kabupaten. Terdapat juga 60 sub-DAS di dalam dan sekitar eksosistem. Hal ini menjadikan ekosistem Batang Toru sebagai pemasok sumber mata air dan mata pencarian warga Tapanuli yang telah bergenerasi mengusahakan hutan, di antaranya getah kemenyan atau dalam istilah lokal disebut haminjon.
Hampir 95% masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Batang Toru, memanfaatkan air secara langsung baik untuk mencuci, minum dan memasak. Tak ada pakai air yang dikelola pemerintah daerah. Sumber air yang berada di sekitar hutan Batang Toru juga digunakan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lain.
Ada baiknya jika adanya pemeliharaan terhadap kawasan ini. Seluruh pihak mulai dari pemerintah hingga warga setempat sejatinya memelihara kawasan ini agar memberikan efek jangka panjang bagi Indonesia.